Orientasi Filsafat berbasis Tokoh 2

ARISTOTELES
Lahir di Stageira Yunani Utara pd th 384 SM da meninggal th 322 SM. Dalam kehidupannya 62 th, pengalaman keilmuan merupakan yg terpenting dlm hidupnya, dia pernah menjadi guru Iskandar Zulkarnaen Raja Macedonia, berguru di AKADEMIA selama 20 th sampai meninggalnya PLATO, kemudian mendirikan sekolahnya sendiri LYCEUM untuk ajang megajar manusia berfikir dlm upaya mencari kebenaran. DIA sangat hormat pd PLATO meski banyak fikirannya tak sejalan dan dikritiknya..ini karena keyakinan yg dpt diungkapkan "AMICUS PLATO, MAGIS AMICA VERITAS" (Saya mencintai Plato, tapi KEBENARAN lebih aku cintai)...BERSAMBUNG.
Berbeda dg PLATO  dlm faham dualistiknya, ARISTOTELES melihat yg ada itu adalah benda benda konkrit  (empirik melalui panca indra)dimana makna umum diperoleh melalui abstraksi rasional bukan suatu dunia ide, tp ada dlm benda konkrit itu sendiri, yg ada memiliki potensi (dynamis) dan aktus (entelekheia,perwujudan), dan peralihan dari potensi ke actus disebut gerak. Air dingin menjadi panas karena air memiliki potensi dlm dirinya untuk jadi panas (aktus). DIA juga berpendapat bahwa yg ada selalu mengandung materi (hyle) dan bentuk (morphe), dari sini muncul istilah pemikiran ARISTOTELES hylemorphisme yg paralel dg potensi dan aktus yg menjadi dasar filosofinya ... BERSAMBUNG.
Dengan menggunakan contoh air dingin menjadi panas, air itu adalah materi dan panas itu adalah bentuk baru dari dingin, dlm materi air sudah ada potensi/kemampuan menjadi panas dan ketika jadi panas itulah aktus sebagai bentuk baru dari dingin. Kayu gelondongan, kayu materi, gelondongan bentuk, materi kayu dapat juga menerima bentuk baru misalnya kursi. Yg jelas adalah materi dan bentuk tidak bisa dipisahkan, setiap materi selalu berada dalam bentuk tertentu. Semua itu untuk menunjukkan atau sebagai dasar menjelaskan adanya gerak/perubahan (kritik atas PERMENIDES)..BERSAMBUNG.
Gerak/perubahan dibagi dua yaitu gerak substansial (sesuatu menjadi sesuatu yg lain) ayam mati (tadinya hidup jadi bangkai); gerak/perubahan aksidental (sesuatu menjadi sesuatu yg lain dlm sebagian aspeknya): mis sesuatu di tempat A menjadi di tempaf B (perubahan lokal); kertas putih jadi kuning (gerak kualitatif); pohon kecil jadi besar (gerak kuantiratif). Dalam setiap gwrak/perubahan selalu ada tiga faktor yaitu 1. Keadaan sebelumnya, 2. Keadaan sesudahnya, dan 3. Suatu substratum yang tetap (dalam kontek penelitian ini model eksperimen dimana substratumnya diberi perlakuan sehingga terlihat before and after, atau with and witout)...BERSAMBUNG.
Pengetahuan diperoleh melalui dua cara pengenalan. 1)Indrawi hanya menerima bentuk tanpa materi, dan merupakan peralihan dari potensi ke aktus (mis. bunga merah berarti mata berpotensi mengenal merah, jadi aktus saat melihat bunga merah). 2)Rasio mengenal bentuk intelektual yg merupakan esensi suatu benda, memahami segitiga, lingkaran berarti menerima hakekatnya dlm rasio, sehingga dapat mengerti hubunga keduanya. Terdapat dua fungsi rasio yaitu fungsi pasif (rasio pasif) penerima esensi, dan fungsi aktif (rasio aktif) yg melepaskan esensi dari pengenalan indrawi yg menampilan esensi yg diterima rasio pasif, dan terpisah...BERSAMBUNG.
Pengenalan merupakan dasar pengetahuan, namun ilmu hanya merujuk pd pengenalan rasional dg bentuk intelektual terkait dg esensi sesuatu yg bersifat umum. Ini bermakna tidak ada ilmu tentang hal konkrit spesifik, ilmu hanya terkait dg hal umum, bukan ilmu segitiga ini atau itu namun segitiga secara umum yg didapat dg jalan abstraksi dari hal konkrit, meja bundar, meja segi empat, meja segitiga, ciri itu dilepaskan direduksi rinciannya, dilakukan abstraksi kemudian hanya hakekat meja yg ada yg bersumber dari atau terdapat dlm benda konkrit, bukan ide bawaan seperti kata PLATO..BERSAMBUNG..
Dengan sesuatu yang bersifat tetap, umu, maka ilmu pengetahuan memiliki pijakannya yg kuat, klw tidak maka yg ada hanya pengalaman yg tak bisa jadi dasar pengeritan, pemahaman (understanding) dalam memahami berbagai fenomena hidup dan kehidupan. Tugas ilmu pengetahuan adalah mencari pemahaman akan sebab sebab suatu kejadian (peralihan, perubahan potensi/materi ke aktus/bentuk), sehingga dapat dijelaskan dan difahami, dan dengan utulah manusia dapat menjalani kehidupannya secara harmoni dan berkesinambungan..BERSAMBUNG.
39. (ARISTOTELES)... Dalam pemikiranNYA, tiap-tiap kejadian (kehidupan alam dan manusia) memiliki empat penyebab: 1) efficient cause, penyebab yg menjalankan kejadian, membuat/menjadikan sesuatu terjadi; 2) final cause, tujuan sesuatu/kejadian terjadi; 3) material cause, bahan yg digunakan untuk jadinya sesuatu/kejadian; dan 4) formal cause, bentuk yang menjadikan, menyusun bahan. Misalnya benda kursi kayu, sebab 1, yg buat kursi, sebab 2, untuk duduk, sebab 3, kayu, dan sebab 4, bentuk kursinya. Dua sebab pertama bersifat eksternal dan dua lagi sebabai penyebab internal..BERSAMBUNG.
40. (ARISTOTELES). Dlm kehidupan dewasa ini setiap kejadian cenderung dilihat dari dua penyebab yaitu efisien dan final, siapa yg buat dan apa serta untuk apa dibuat terutama untuk benda artifisial (dibuat manusia), namun Aristoteles memandang dua sebab lain, materi dan bentuk harus diposisikan juga sebagai penyebab (final dan bentuk cenderung paralel, bentuk kursi tentu tujuan umumnya untuk tempat duduk). Sementara itu untuk kejadian alamiah penyebab/sumber geraknya ada dalam dirinya sendiri (physisnya/kodratnya). Biji jadi pohon dan membesar terjadi karena kodratnya yg melekat dlm dirinya, termasuk bertahan dlm identitasnya sebagai pohon..BERSAMBUNG.
41. (ARISTOTELES).. Segala sesuatu bergerak menuju perwujudannya, sebagai tujuan, peristiwa/kejadian dia alam bukan kebetulan, namun merupakan perwujudan tujuan (telos), sesuai kodrat yg dimilikinya, ini menunjukan bahwa dunia memiliki tujuannya (telos. dari sini berlembang argumentasi teleologis/kosmologis untuk membuktikan adanya tuhan), dan setiap gerak memerlukan sebab yang menggerakan begitu sebelumnya dan seterusnya, sehingga gerak itu tak berawal juga baka,namun keterus menerusan yg tak terbatas adalah tidak rasional/mungkin, sehingga diperlukan penggerak utama  (Prime mover) yg tidak digerakan oleh yg lain (bisa disebut DEWA,TUHAN)...BERSAMBUNG.
42. (ARISTOTELES)... Argumen TELEOLOGIS menyatakan bawa alam/dunia mempunyai suatu tujuan, dan perkembangannya tergantung pada tujuan itu serta kejadiannya bukanlah kebetulan, setiap komponen di alam bekerja/berjalan secara harmonis. Berikut beberapa pernyataa ARISTOTELES:1) Alam tidak membuat sesuatupun secara sia sia saja dan berlebihan. 2) Alam bertindak seakan mengetahui konsekwensinya. 3) Alam bertindak sebagai tuan rumah yg baik, tidak membuang apa apa yg dapat digunakan lagi. Peristiwa2 yg selalu terjadi dg cara yg sama, harus mempnyai penyebab final, tak mungkin kebetulan...BERSAMBUNG.
43. (ATISTOTELES)... Tentang Jiwa. Dia berfaham dualistik (Plato) ttg manusia yakni badan fisik dan  jiwa, juga memandang adanya pra-eksistensi jiwa dan kekekalannya. Dlm perkembangannya Dia berpendapat badan dan jiwa merupakan satu substansi, materi (badan,potensi), bentuk (jiwa,aktus), Jiwa merupakan aktus pertama yg membuat badan hidup, bisa menimbulkan aktus kedua. Tertawa adalah aktus kedua, manusia disebut manusia bukan karena tertawa tp karena jiwanya.  Materi dan bentuk  tak bisa berpisah, musnah materi musnah juga bentuk, Implikasinya adalah klw manusia mati maka jiwanya juga musnah...BERSAMBUNG.
44. (ARISTOTELES). Terdapat tiga tingkatan/jenis jiwa yg berurutan tingkat kesempurnaannya. Pertama yg paling tinggi, jiwa manusia yg bertumbuh, berperasaan, berkeinginan dan berakal, yaitu jiwa, kedua jiwa hewan yg bertumbuh, berperasaan dan berkeinginan, dan tiga jiwa tumbuhan yg hanya melaksanakan pertumbuhan. Dari penjenisan tersebut, esensi yg membedakan manusia dg yg lainnya adalah berakal. Tumbuh samama dg tumbuhan, berkeinginan dan berperasaan sama dengan hewan, berakal-lah, berfikir-lah yg membedakannya sekaligus menempatkan manusia pd posisi puncak, unggul dlm kepemilikan jiwa...BERSAMBUNG.
45. (ARISTOTELES)...Tentang berfikir. Kepemilikan akal menjadikan manusia mampu berfikir rasional. Aktivitas rasio tidak terbatas pd aspek tertentu saja seperti pengenalan indra (mis. Mata hanya melihat, telinga mendengar, tak bisa ditukar). Aristoteles menyebut rasio sebagai segala sesuatu (rasio dpt mengenal segala sesuatu secara intelektual). Dg rasio manusia bisa berpengetahuan melalui dua cara yaitu 1) induksi, bertitik tolak dari kasus2 khusus tuk peroleh pengetahuan yg umum, 2) deduksi, bertitik tolak dari dua kebenaran yg tak diragukan tuk dapat kesimpulan ketiga. Deduksi adalah jalan sempurna menuju pengetahuan baru (sylogisme)..BERSAMBUNG.
46. (ARISTOTELES)...induksi dapat mencapai keumuman melalui abstraksi, dan keumuman itu merupakan pengertian yg benar tentang sesuatu, dari sini dapat diperoleh pengertian baru dg jalan pembandingan, analogi, untuk itu diperlukan cara berfikir benar.Aristoteles mengemukakan cara berfikir benar dengan sylogisme (logika berfikir). Sylogisme merupakan argumentasi yg terdiri dari tiga proposisi (premis mayor/deduksi, premis minor/induksi,dan kesimpulan/verifikasi). 1) semua manusia akan mati (mayor); 2) presiden adalah seorang manusia (minor); 3) presiden akan mati (kesimpulan). Belakang ini merupakan kajian logika (tak terdapat pd Aristoteles), yg ada Analitika dan Dialektika..BERSAMBUNG.
47. (ARISTOTELES). Analitika merupakan penyelidikan, kajian ttg argumentasi2 yg bertitik tolak dari putusan/pernyataan yg benar, sedang Dialektika, penyelidikan, kajian argumentasi2 yg bertitik tolak dari hipotesa (putusan, pernyataan yg tidak/blm pasti kebenarannya). Istilah logika pertama ditemukan pd Cicero (100 SM) dg makna seni berdebat. Pengguna istilah logika dg makna seperti sekarang adalah Alexandder Aphrordias (awal abad 3 Masehi), namun analitika dan dialektika dipandang sebagai pembentuk Logika. Keduanya merupakan dua cabang dari ilmu yg sekarang disebut Logika (Bertens)...BERSAMBUNG.
48. (ARISTOTELES). Logika bukanlah suatu ilmu dan tak termasuk dlm kelompok ilmu, namun alat untuk persiapan berfikir ilmiah, jadi mendahului ilmu. Menurut DIAI ilmu dibagi 3 kelompok yaitu 1)  ilmu praktis meliputi etika (praktek prilaku individu) dan politika (prakrek prilaku dlm hidup bernegara),  2) ilmu produktif mencakup ketrampilan tuk menghasilkan suatu karya, dan 3) ilmu teoritis, mencakup fisika, matematika, dan metafisika (filsafat pertama). Malnanya, sebelum memantapkan kajian dlm bidang ilmu, perlu pemahaman logika dulu agar berfikirnya lurus dg konstruksi kausalitas yg mantap..BERSAMBUNG.
49. (ARISTOTELES). Tentang Etika. Terdapat tiga karya yg menjelaskan Etika ethica eudemia, magna moralia, dan ethica nichomachea yg ditulis belakangan,   lebih matang dlm pemikirannya. Sejalan dg Socrates dan Plato, etika diawali dg menjawab tujuan hidup manusia dan eudaimonia merupakan tujuan tertinggi dlm dirinya bukan tujuan antara. Hidup yg sesuai dg kodrat manusia adalah hidup yg bermakna, hidup yg baik (euzen) bukan sekedar bertahan hidup (zen). Uang, mis. dicari bukan demi uang itu sendiri tp tuk tujuan lainnya, gak bisa jadi tujuan hidup yg bikin HIDUP bernilai, bermakna, meski penting.. (BERSAMBUNG).
50. (ARISTOTELES). Bagi Aristoteles hidup yg baik harus dilihat dari realitas manusia sendiri, bukan dlm kontemplasi, penyatuan dg ide yg baik seperti pendapat Plato, sebab itu sama sekali tak membantu seorang tukang tuk tahu bagaimana bekerja dg baik. Karena itu, Etika perlu mengkaji bagaimana kehidupan individual manusia harus diwujudkan dlm keseharian yg baik, hidup yg dpt mewujudkan tujuannya yakni kebahagiaan (Eudaimonia) sebagai tujuan akhirnya, karna kebahagiaan itu baik pd dirinya sendiri. Masalahnya "cara hidup bagaimana yg buat manusia bahagia"??..(BERSAMBUNG).
51. (ARISTOTELES). Terdapat tiga pola hidup yg memuat kepuasandalam dirinya: 1) mencari nikmat/kesenangan, 2) politik, dan 3) kontemplatif. ARISTO menolak yg pertama karna mencari nikmat bukan khas manusia, hewan juga gitu, dan manusia bukan hewan jadi tak mungkin membahagiakan, namun perasaan nikmat tetap penting tuk nyempurnain kegiatan manusia sbgai penyerta pelaksanaan dorongan dan tindakan, sedang kebahagiaan mesti diperoleh melalui tindakan. Hidup yg baik, bermutu adalah hidup yg aktif tuk mengembangkan diri dalam kekhasan manusia sebagai makhluk yg berjiwa dan  berakal budi/rasional, dan itu dpt terlaksana dlm dua pola hidup lainnya...BERSAMBUNG.
52. (ARISTOTELES). Kegiatan yg melibatkan jiwa dan akal budi/rasio terlaksana melalui PRAXIS (Politik) dan THEORIA (Kontemplasi, Filosofis). Praxis merupakan kehidupan etis yg terwujud melalui partisipasi dg merealisasikan bagian jiwa dan rasio dalam kehidupan sosial masyarakat, Theoria merupakan kegiatan filosuf dlm kehidupan merenung, berfikir yg merupakan tindakan akal budi tuk mengangkat jiwa manusia pada realitas tetap, tak berubah, yg abadi (Tuhan, Penggerak utama yg tak bergerak) sebagai sumber dari seluruh gerak, perubahan dan kejadian yg ada di dunia dan kehidupannya....BERSAMBUNG.
53. (ARISTOTELES). Tuk bahagia, Manusia harus  bertindak, berfikir menurut keutamaan (arete) disertai rasa senang, keutamaan itu ada dua macam: 1) intelektual, 2) moral. Keutamaan intelektual, bila rasio digunakan tuk memahami kebenaran(teiritis) dan menjadikannya pedoman keputusan, prilaku yg dilaksanakan dlm hidup bermasyarakat (praktis). Disini manusia bertindak bijaksana secara teoritis (shopia) dan juga bijaksana secara praktis (phronesis) yg terkait dengan keutamaan moral, kemampuan bersikap pertengahan diantara dua ekstrim sikap/prilaku (antara berkelebihan dan berkekurangan)..BERSAMBUNG.
54. (ARISTOTELES). Dlm Nichomachean Ethics, Dia mengemukakan beberapa contoh sikap/prilaku tengah diantara dua ekstrim: Gegabah/nekad-Keberanian-Pengecut; Boros-Dermawan-Kikir; Kesenangan-Pengendalian diri-Kesusahan; Kesombongan-Kebesaran jiwa-Kerdil; cepat marah-Kelembutan (marah tepat)-Apatis. Menentukan jalan tengah tidaklah mudah karena tergantung pd situasi dan kepekaan moral, misal: Semua orang bisa marah, siapapun bisa menghabiskan uang, namun melakukannya pd orang yg tepat, pd derajat yg tepat, untuk alasan tepat dan dengan cara tepat tidaklah mudah tuk dilakukan...BERSAMBUNG.
55. (ARISTOTELES). Kesulitan itu menyebabkan sikap/prilaku tengah dlm semua bidang merupakan hal yg patut dipuji. Meski, kadang perlu berkecenderungan kelebihan, kadang kekurangan, dg cara ini, paling/lebih mudah mencapai jalan tengah. Penilaian pd sikap, prilaku harus didasarkan unsur kesengajaan, jika baik sengaja pujilah, jika buruk sengaja celalah, namun jika tak sengaja tentu tak layak untuk itu, bahkan jika prilaku buruk tak sengaja, layak dimaafkan bahkan perlu dibantu dan dikasihan. Kesengajaan dan ke tak sengajaan sikap prilaku menjadi dasar penting dalam melihat dan memperlakukan keutamaan, kebaikan...BERSAMBUNG.
56. (ARISTOTELES). Dia membahas berbagai keutamaan dg keluasan yg berbeda beda, tentang: Keberanian, Kemurahan hati, Pengendalian diri, Kebesaran hati, Berfikiran tinggi, Kesabaran, Lemah lembut, Keramahan, Kejujuran, Keadilan, Persahabatan. Dari sepuluh buku dlm Nichomachean Ethics, dua buku (8 dan 9) membahas tentang keutamaan Persahabatan. Untuk itu dlm beberapa paragraf ke depan akan dikemukakan tentang keutamaan Persahabatan/Pertemanan, diamping karena luasnya pembahsan ARISTO, juga karena Dia juga berpendapat bahwa manusia itu zoon politicon, alias homo socius, dan persahabatan merupakan manifestasinya yg penting dlm kehidupan mastarakat...BERSAMBUNG.
57. (ARISTOTELES). Persahabatan merupakan jenis keutamaan, kebajikan, atau menyangkut kebajikan. Tak ada orang memilih hidup tanpa teman, meski orang itu punya hal hal lain. ARISTO mengatakan "jika orang bersahabat, mereka tidak membutuhkan keadilan, tetapi jika mereka adil, mereka membutuhkan persahabatan sebagai tambahannya. Kenyataannya, adil dalam arti sesungguhnya dianggap sebagai membentuk suatu elmen persahabatan. Persahabatan itu mulia dan penting. Kita memuji mereka yg mencintai sahabat sahabatnya dan menganggap mempunyai sahabat banyak adalah hal yg mulia. Dan lebih jauh, kita mempercayai bahwa sahabat kita adalah orang yg baik"..BERSAMBUNG.
58. (ARISTOTELES).keutamamaan, kesetaraan, kebaikan, kehendak akan kebaikan, kepercayaan, tanpa pamrih dan sosiabilitas (kecerdasan sosial) merupakan faktor-faktor yg kondusif bagi persahabatan sejati, akan bertahan lama. ARISTO, mengemukakan tiga macam Persahabat (berdasar  pendorongnya): 1)kegunaan; 2) kesenangan; dan 3) kebajikan. Persahabatan berdasarkan kegunaan laksana berdagang, bersahabat karena masing masing  berguna bagi yg lainnya, bersahabat tuk dapat manfaat dari yg lainnya, selama bisa terpenuhi, persahabatan bertahan, mereka bertukar sesuatu hal untuk lainnya, misalnya kesenangan atau material. Persahabatan jenis ini adalah rendah dan tak (akan) bertahan lama, jika  tak bermanfaat/berguna, persahabatan berakhir...BERSAMBUNG..
59. (ARISTOTELES). Persahabatan berdasarkan kesenangan terjadi bila satu dan lainnya salingmenggembirakan, persahabatan ini mengandung persamaan, lebih dekat dg persahabatan sesungguhnya jika kedua orang tsb mempunyai hal yg sama untuk diberikan dan menemukan kegembiraan satu sama lain atau pd obyek yg sama (persahabatan anak muda umumnya dari jenis ini). Orang tidak jadi sahabat jika tidak menemukan kegembiraan. Dlm persahabatan ini telah menunjukan kehendak baik terdadap lainnya, karena seorang mungkin menginginkan kesenangan bagi yg lain dan siap tuk dapat keperluannya. Namun teman yg menyenangkan bertahan selama mereka saling memberi kesenangan,dan itu bukan persahabatan yg sesungguhnya..BERSAMBUNG.
60. (ARISTOTELES). Persahabatan berdasarkan kebaikan mengindikasikan seseorang dan lainnya adalah orang baik (berkehendak pd kebaikan). Orang baik akan menjadi teman atas dasar apa adanya seseorang, orang buruk bersahabat atas dasar kegunaan dan kesenangan, karna inilah batas mereka menyukai satu sama lain. Persahabatan berdasar kebaikan/kebajikan di dalamnya mencakup persahabatan yg memiliki kegunaan dan menyenangkan, lebih mencakup serta menunjukan kesetaraan karena diantara sahabat melihat satu sama lain sebagai apa adanya yg menjadikan persahabatan sebagai cara berbuat kebajikan dan saling menjaga untuk kebaikan bersama. Persahabatan berdasarkan kebajikan lebih tahan terhadap fitnah, sehingga bertahan lama, bahkan sampai maut memisahkannya ...BERSAMBUNG.
61. (ARISTOTELES). Untuk bersahabat berdasar kebajikan dg banyak orang, adalah tak mungkin (sangat sulit), sama halnya dengan jatuh cinta pd banyak orang secara bersamaan. Tak mudah dapat banyak orang menyenangkan, juga  banyak orang baik pd waktu yg sama, karna seseorang perlu pengalaman dan mengenalnya. Namun adalah mungkin untuk menyenangkan banyak orang atas dasar kegunaan dan kesenangan, karna caranya tak perlu waktu lama tuk dikenali. Pertemanan yg baik berdasar kebajikan adalah persahabatan sesungguhnya tanpa syarat, sementara persahabatan jenis lainnya hanya kebetulan karna alasan kegunaan dan kesenangan yg sama belaka...BERSAMBUNG.
62. (ARISTOTELES). Kebaikan, adalah dasar, naungan persahabatan sesungguhnya, di dalamnya kasih sayang ditunjukan satu sama lain, mendorong teman makin baik dan membantunya untuk kembali dan tetap baik ketika sahabat mengalami kekeliruan fikir dan tindak dalam hidupnya, ini tentu sulit tanpa penguatan kasih sayang di dalamnya, namun keutamaannya adalah dalam memberi kasih sayang bukan dalam menerimanya, jika orang hanya berharap nerima kasih sayang dari sahabatnya, itu menimbulkan ketakseimbangan, kasih sayang dlm persahabatan adalah dalam memberi bukan menerima, kebajikan mesti ditunjukan dlm (tindak) menyayangi bukan sikap pasif menungu (disayangi)...BERSAMBUNG..
63. (ARISTOTELES). Dalam kehidupan sosial, kesetaraan persahabatan, keseimbangan kasih sayang bisa terwujud beragam. Dari sudut masing2 orang berbeda, namun persahabatan berdasar kebaikan tetap terjadi dan bisa berkembang jadi persahabatan sesungguhnya. Misal persahabatan yg tua dg yg muda, persahabatan penguasa dg yg dikuasai dsb, merupakan persahabatan yg berbeda. Dlm persahabatan model ini, kebajikan, keutamaan dan peran masing2 berbeda dan alasan kasih sayangnya pun berbeda, sehingga persahabatan dan kasih sayang yg mereka rasakan juga berbeda, setiap pihak tidak menerima hal yg sama satu sama lain dan tak harus mencari tuk menerimanya...BERSAMBUNG..
64. (ARISTOTELES). "Dalam semua persahabatan yg melibatkan kelebihan salah satunya, kasih sayang tetap harus proporsional (bukan sama/setara). Pasangan yg lebih baik dan lebih bermanfaat harus menerma kasih sayang lebih banyak dari yg diberikannya, demikian juga bagi pasangan yg lebih dlm setiap halnya, sebab jika kasih sayang proporsional untuk kebaikan pasangannya, dalam arti tertentu ada keseimbangan diantara mereka, dan kesetaraan merupakan bagian dari persahabatan". Mereka yg tak setara dlm persahabatan harus memuat balasan yg proporsional pada yg lebih tinggi atau yg lebih rendah, sedangkan persahabatan yg setara harus menghormati prinsip kesetaraan dg memberi kasih sayang yg seimbang satu sama lain...BERSAMBUNG
65. (ARISTOTELES). Keluhan atau balasan hanya terjadi terutama pada persahabatan berdasarkan kegunaan, karena itu yg diharapkan. Pada pertemanan berdasar kebajikan atau keutamaan, mereka sangat ingin berbuat baik satu sama lain, karna itulah tanda keutamaan dan tanda persahabatan, dlm kondisi ini keluhan dan pertengkaran tidak terjadi, karna tak seorangpun dibuat marah terhadap orang atas pemberian dan kasih sayangnya. Sebaliknya orang berbudaya membalas dg berbuat baik kembali. Jika orang memberi lebih dari yg diterimanya, ia tak kan dapat keluhan sahabatnya, karna masing2 ingin memberi apa yg baik bg sahabatnya...BERSAMBUNG.
66. (ARISTOTELES). Orang yg mempunyai kekuasaan (pejabat) tampak (cenderung) menjaga berbagai sahabatnya dalam bagian bagian yg berbeda, satu kelompok teman berguna dan yg lainnya teman menyenangkan, karena jarang ada orang yg sama masuk dalam keduanya. Jika tujuannya bersahabat yg menyenanangkan, maka orang yg dapat menyenangkan dan mempunyai kesenangan yg sama yg dicarinya, sedang jika tujuannya kegunaan, kemanfaatan, maka orang yg mampu dalam menyelesaikan perintahnya, dan kualitas seperti itu jarang ada pada orang yg sama. Hal itu akan lebih sulit bila ingin bersahabat berdasar kebaikan, karena orang demikian tidak menjadi teman seorang yg tempatnya lebih tinggi bagi dirinya dlm hal kebajikan..BERSAMBUNG.
67. (ARISTOTELES). Persahabatan terjadi juga pd orang yg saling mencintai. Dlm persahabatan macam ini, pecinta kadang mengeluh bahwa kasih sayangnya yg terdalam tidak dibalas. Situasi demikian muncul jika kasih sayang pasangan untuk yg dicintai termotivasi oleh kesenangan. Sementara itu kasih sayang bagi yg mencintainya domotivasi oleh kegunaan, dan keduanya tidak memiliki kualitas dari yg diharapkkan didapatkan oleh yg lainnya.Jika ini jadi dasar percintaannya, maka perpecahan terjadi begitu mereka tidak memperoleh tujuan dari kasih sayangnya, karena masing2 mencintai bukan karena apa adanya tapi atas apa yg diberikan, dan itu bukanlah sesuatu yg dapat bertahan lama, kecuali berdasarkan sifat yg diimbangi dg bersahabat demi persahabatan itu sendiri (kebajikan)..BERSAMBUNG.
68. (ARISTOTELES). Dalam kehidupan keluarga persahabatan dengan kasih sayang/cinta menjadi bagian dalam interaksi di dalamnya. Persahabatan antara suami istri adalah melekat dlm diri kita, lelaki/wanita secara alamiah cenderung hidup berpasangan ketimbang hidup sebagai mahluk sosial atau politis,karena rumah tangga ada lebih dulu, dan lebih tak dapat dihindari dibanding negara, penciptaan keturunan adalah ikatan yg lebih universal pd semua mahluk hidup dibanding hidup dlm negara. Manusia hidup bersama/berkeluarga tidak hanya tuk keturunan, juga tuk menyelamatkan hidup manusia. Mereka saling memuaskan kebutuhan satu sama lain, sehingga persahabatan model ini dpt membawa kegunaan dan kesenangan...BERSAMBUNG.
69. (ARISTOTELES). Persahabatan orang tua dg anak memiliki perspektif cinta, kasih sayang yg berbeda. Orang tua (cenderung) mencintai anaknya sebagai sesuatu yg menjadi miliknya karena tahu bahwa asal usul keturunan mereka, sedang anak kemudian tahu mereka adalah keturunannya, dan ikatan ini sangatlah kuat. Orang tua mencintai anaknya begitu mereka lahir, dan anak mencintai, menyayangi orang tua setelah berjalannya waktu dan dapat pengertian tentangnya. Persahabatan anak dg orang tuanya adalah persahabatan pd apa yg baik dan unggul. Orang tua penyumbang besar pd yg dipuyai anak, karena bertanggung jawab atas kelangsungan hidup dan pendidikannya, sehingga persahabatan ini punya derajat tinggi ketimbang persahabatan dg yg lainnya...BERSAMBUNG.
70. (ARISTOTELES). Bagaimana Persahabatan bisa putus?. Ini tentunya jarang terbayangkan bila keakraban sedang berjalan, namun itu hal yg bisa, sering terjadi jika sahabat kita tidak seperti dulu lagi atau tidak berperan secara proporsional lagi. Tidak ada yg aneh putusnya persahabatan jika atas dasar kesenangan dan kegunaan, dan kasih sayang akan luntur seiring berkurangnya, atau hilangnya kualitas tersebut. Jika berteman dg anggapan baik dan kemudian menjadi jahat, padahal kejahatan bukan objek kasih sayang, apakah persahabatan harus segera diputuskan? Tentu tidak dlm setiap kasus, hanya dlm kasus dimana kejahatannya tak bisa diperbaiki lagi, itu dilakukan...BERSAMBUNG.
71. (ARISTOTELES). Meski putusnya persahabatan bukan hal aneh jika sahabatnya berlaku buruk, namun jika ada kesempatan untuk memperbaiki atau membantu perubahan kepada kebaikan awal atau melebihinya, maka itu layak dan harus dilakukan tanpa mengeluh dan putus asa, karena dia adalah sahabat kita, inilah sahabat yg persahabatannya berdasarkan kebajikan, teman yg jatuh pada kesalahan/keburukan lebih patut dapat lebih kasih sayang, dan membantunya kembali merupukan wujudnya. Kasih sayang sahabat akan lebih menguatkan untuk upaya perbaikan diri, sehingga persahabatan dapat tetap terjaga berdasar kebajikan serta apa adanya sebagai manusia yg bisa salah...BERSAMBUNG.
72. (ARISTOTELES). Keadaan sedih terpuruk, butuhkan sahabat tuk membantu, saat senang, gembira,  tetap butuh sahabat tuk membagi kebaikan. Kehadiran sahabat selalu menyenangkan baik dlm keadaan sedih ataupun senang, rasa sakit berkurang  jika sahabat mau berbagi kesedihan, namun tidak dg cara memamerkan kesedihan, disini kepekaan sahabat terhadap sahabatnya menjadi penting untuk terus dikuatkan bersama. Kebajikan dan kebijakan seorang sahabat dlm berkomunikasi merupakan sumber kenyamanan karena sahabat tahu apa yg menyebabkan sahabatnya sedih ataupun senang. Adalah menyakitkan melihat sahabat tersakiti dan dalam keadaan susah..BERSAMBUNG.
73. (ARISTOTELES). Untuk itu hindari  menganggap, bersikap bahwa sahabat yg sedang susah, tak berguna, tak menyenangkan, karena bagi sahabat berdasar kebaikan/kebajikan, berbuat baik pd sahabat jadi nilai pengikatnya serta selalu menghindari jadi penyebab penderitaan, kesusahan, kesedihan sahabatnya. Persahabatan merupakan sesuatu yg mulya, dan menunjukan empati, simpati serta berbagi kesenangan dan kesedihan merupakan penguatnya. Bersahabatlah dg manusia  apa adanya, saling menjaga dalam kebaikan, saling bantu menguatkan ketika kekhilafan, keburukan menimpa sahabat ...BERSAMBUNG
74. (ARISTOTELES). Adalah sangat mudah difahami pentingnya persahabatan bagi seseorang yg dlm kesulitan, kekhilafan, kesedihan. Namun sahabat tetap perlu meski seseorang tidak dalam kondisi itu, bahkan pun jika sudah memiliki hal2 baik dlm kehidupannya. Jika nasib tersenyum, untuk apa sahabat, dan nampak aneh menentukan hal baik pd orang bahagia tanpa menambahkan sahabat kepadanya yg dianggap kebaikan eksternal.pada saat baik orang membutuhkan sahabat untuk berbuat baik padanya, dan pada saat tak baik perlu seseorang yg akan berbuat baik padanya. Tak ada seorangpun yg memilih tuk memiliki semua hal baik sendirian, karena manusia adalah makhluk sosial dan politik, yg secara alamiah hidup bersama orang lain..BERSAMBUNG.
75. (ARISTPTELES). Kebahagian tak kan sempurna tanpa sahabat, jika orang bahagia hidup dlm kesendirian, akan sulit, sebab tak mudah terus menerus aktif sendirian, kebersamaan tentu akan buat hidup lebih mudah selama persahabatan dlm dirinya menyenangkan dg kebajikan. Oleh karenanya bahwa untuk jadi bahagia, orang memerlukan sahabat sahabat yg baik, saling menjaga kebaikan dan secara bersama menuju pd kebaikan yg lebih tinggi..itulah PERSAHABATAN.. PERSAHABATAN YANG MEMBAHAGIAKAN....Selesai unruk ARISTOTELES, dilanjut dg Filosof lainnya dlm Wisata Akal ke-empat ....BERSAMBUNG.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ontologi Pendidikan

Pendidikan Hati

Ibnu Khaldun tentang Pendidikan