Postingan

Pendidikan Hati

Pendidikan Hati merupakan upaya sadar seseorang untuk mememahami, melaksanakan berbagai sikap, fikir dan prilaku sesuai dengan nilai kebaikan Hati (Hati Nurani) yang tertanam dari ajaran Tuhan. Hati/Qalbu menjadi esensi manusia dan kemanusiaan yg dianugrahkan Tuhan sebagai modal dasar dalam menjalani hidup dan kehidupan sesuai dengan peruntukannya, hati bisa dilihat secara fisik (dalam arti kasar), segumpal darah dlm dada manusia, sedang secara metafisik (dalam arti Halus) Hati merupakan atau bersifat Ketuhanan dan Ruhiyah, menjadi hakekat manusia yg menangkap segala pengertian, berpengetahuan dan arif, yg karena inilah kewajiban keagamaan dikenakan pada Manusia. Nabi bersabda bahwa "di dalam diri manusia ada segumpal darah yg jika dia baik, baiklah manuaia itu, dan jika jahat, jahatlah manusia it, dan itu adalah QALBU". Jadi Hati itu melingkupi kedirian manusia dalam berbagai perbuatan amalnya, dan karena itulah maka MENDIDIK HATI akan membawa perbaikan pada kepribadian dan

Filsafat Pendidikan (2)

Bidang/Cabang Filsafat seperti disebutkan terdahulu akan memberi menjadi bagian penting dalam kajian filsafat pendidikan baik secara tersurat maupun tersirat, tergantung pada modus filsafat pendidikan dlm mengkaji, mengkritisi bidang pendidikan. Secara umum, berdasar aktivitasnya, Kneller mengemukakan 3 gaya, modus atau cara dalam berfilsafat, yg dapat diterapkan dlm bidang Pendidikan yaitu : 1) SPECULATIVE PHILOSOPHY: Filsafat Spekulatif merupakan cara berfikir filsafat berkaitan dg segala sesuatu yg ada (bidang ontologi/metafisika).  Berfilsafat model ini akan merasa tak puas dg berbagai hal yg khusus (partikular), namun akan melihat dan memikirkan serta mengkaji segala sesuat secara holistik (keseluruhan), saling keterkaitan. Berbagai faktor dlm pendidikan serta posisinya dalam keseluruhan  sistem budaya, religiousness, serta bagai mana itu terkait dengan seluruh sistem kehidupan masyarakat, apakah itu koheren atau tidak. Mengapa pendidikan di indonesia berbeda dg di negara lain?  

Filsafat Pendidikan (1)

Filsafat Pendidikan merupakan penerapan disiplin Filsafat dalam bidang.  Dari segi bahasa Filsafat berasal dari kata "Philo" yg artinya Love (cinta), dan "sophia" yg srtinya kebijaksanaan (wisedom). Jd FILSAFAT dapat dimaknai sebagai "Cinta pada kebijaksanaan", Filosof (orang yg berfilsafat) adalah orang yng selalu berusaha untuk mencari serta berusaha mencapai kebijaksanaan, dan itu berarti tidak akan merasa puas dan percaya begitu saja akan apa yg dilihat, didengar, dan dirasa dalam kehidupan, namun akan terus berfikir dg menggali sampai mendalam (ke akar akarnya) agar ditemukan suatu hakekat kebenaran sebagai dasar kebijaksanaan. Oleh karena itu secara istilah, Filsafat dapat dimaknai sebagai berfikir radikal (mendalam sampai akar) dg cara rasional, sistemik, sistimatis, objektif agar dapat diperoleh pengetahuan universal yg berlaku dimanapun dan pada siapapun juga. Bila dilihat dari aktivitasnya filsafat merupakan suatu cara berfikir yang mempunyai ka

Krisis Pendidikan (2)

Pendidikan dlm efeknya yg sosial merupakan bangun bersama individu2 yg menjalani pendidikannya, namun kumpulan induvidu tak dapat serta merta jadi bangun sosial efek pendidikan, oleh karena itu pencermatan keduanya (individu dan sosial) perlu keseimbangan dalam suatu pertemuan nilai yg sejalan dlm substansinya bukan sekedar permukaan (bukan dise-suai2-kan). Perwujudan diri individu yg selalu bermuatan nilai dlm menyempurnakan potensi konstruktifnya, akan membentuk perwujudan sosial masyarakatnya jika terdapat kohesivitas sistem yg merangkumnya, disini prilaku dan kebijakan sosial masyarakat harus menjadi bagian utama dalam membangun kebaikan masyarakat. Para pemikir pendidikan, filosof moral umumnya melihat potensi manusia secara normatif positif, sementara lawannya dipandang sebagai ketiadaan perwujudan potensi. Kondisi ini tentu membingungkan manakala terdapat kejahatan, ketidak baikan yg terjadi, apakah itu potensi manusia atau ketiadaan potensi yg terwujud. Hal ini tentu akan terus

Krisis Pendidikan (1)

Krisis Pendidikan (1) Dalam proses lmplementasi dan individuasi suatu sistem pemikiran pendidikan, selalu terjadi dialog sosial antara yg ideal seharusnya, dg kondisi yg ada dari peserta didik (dlm suatu masyarakat). Sejarah selalu menunjukan terjadinya gap yg jauh, namun selalu juga ada upaya jalan tengah yakni sesuatu "yang mungkin", yg menjembatani antara yg ideal dg yg faktual, sehingga yg norma ideal mendapat penghampiran empiris dan yg faktual mendapat penghampiran ideal, yg bisa sebagai sintesa. Pada masa Mesir kuno pendidikan dimaksudkan tuk membangun manusia  susila makhluk yang berbakti pada dewa-dewa, sehingga penyelenggaranya adalah para agamawan (pendeta). Dalam masyarakat India purba dengan agama Hindunya juga telah melaksanakan pendidikan dimana tujuan pendidikannya adalah menanamkan pd manusia kesabaran, penyerahan diri, dan kepatuhan; dalam masyarakat china klasik, pendidikannya diselenggarakan oleh negara dengan tujuan mendidik manusia menjadi kepala keluar

Ibnu Khaldun tentang Pendidikan

Ibnu Khaldun tentang Pendidikan IBNU KHALDUN,  Hidup sekitar 200 tahun pasca Al Ghazali dan sekitar 100 tahun sesudah Az Zarnuji. Nama lengkapnya: Abu Zayd 'Abd al-Rahman ibn Muhammad ibn Khaldun al-Hadrami, lahir di Tunisia pada 27 Mei 1332 – meninggal 19 Maret 1406 dalam  usia 73 tahun. Dia adalah seorang sejarawan dan sosiolog muslim, yg sudah hafal Quran ketika usia 12 tahun, Dia hidup dalam kondisi politik yg labil pasca kejatuhan dinasti abasiyah sehingga sering berpindah pindah tempat untuk memperoleh kerentraman yg diperlukan dlm menuangkan fikiran fikirannya. Karyanya yang terkenal sampai sekarang adalah Kitab Muqaddimah (Pendahuluan) yg mengantarkan buku utamanya "Al Ibar wa Diwan al Mubtada wa al Khobar, fi Ayyam al Arabi wa al Ajami wa al Barbar, wa Man Asrahum min Dzawi Al Sulrhon al Akbar". Dalam Muqaddimah, Ibnu Khaldun membagi dalam enam bab dimana bab terakhirnya membahas tentang Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan. Dengan Tulisannya yg mendalam dan luas dlm